Sabtu, 12 Februari 2022

Cerbung Diandra : The Student 2

Cerbung Diandra : The Student 2
Cerbung Diandra : The Student 2

Setelah melewati 1 jam pelajaran dan sebuah pukulan, jam pulang pun tiba. Sampai seorang perempuan bernama Lia mendatanginya. Ia membawa sebuah es krim di tangannya. Dilihat dari tingkahnya dan cara ia memberikan es krim kepada Steve, sepertinya Lia menyukai Steve. Namun, Steve tidak peka. Tanpa berbicara sedikit pun, Lia berlari meninggalkan Steve sambil menahan malu, hingga ia menabrak tiang bendera.

Berlanjut ke Steve yang pulang menggunakan kereta listrik, yang jalurnya berada di benda seperti selang, menuju ke stasiun-stasiun di penjuru kota agar hujan tak menghalangi berjalannya kereta. Salah satu stasiun itu berada tak jauh dari rumahnya. 

Sampai di rumahnya, ia segera mengganti baju yang basah ketika di perjalanan ke rumah, akibat payungnya yang tertinggal di sekolah. Memang ceroboh, Steve ini. Ia memasukkan baju basahnya ke mesin pengering, yang dapat mengeringkan pakaian basah hanya dengan 15 detik. 

Ya.. ini di masa depan. 100 tahun ke depan, setelah pandemi Covid 19 dimulai. Di tahun tersebut, semua mobil terbang, tidak ada aspal. Juga semua menggunakan tenaga surya, meski harus mengisi dayanya di luar kota karena satu kota selalu hujan. Hujan diakibatkan oleh sebuah mesin yang diciptakan untuk memanggil hujan, yang akhirnya malah tak bisa dimatikan meski mesinnya sudah dihancurkan. Hujan ini tetap berlanjut hingga 12 tahun. 

12 tahun melewati masa hujan yang tak kunjung usai, Steve mengingat waktu umurnya 5 tahun dan ia bermain di lapangan hijau yang cerah dan bersenang-senang dengan ibunya, bermain bola bersama. Hingga tiba-tiba sebuah hembusan energi menerpa seluruh kota yang membuat seluruh penjuru kota terguyur hujan. 

Awalnya semua orang menganggap itu biasa saja, tapi setelah 5 hari anehnya hujan tak berhenti. Pemerintah menuntut pembuatnya untuk mematikan alat tersebut, namun tak bisa dimatikan. Kemudian pembuat alat itu dibunuh di depan mata Steve. 

Mungkin anda bertanya, mengapa Steve bisa berada di sana? Jawabannya adalah karena pembuat alat hujan tersebut adalah ayahnya. 

Rock Walern Gilgaros. Seorang ilmuwan yang dibayar untuk membuat alat pemanggil hujan, tapi mesin tersebut sudah disabotase oleh pria misterius. Sebenarnya, Rock sudah melihat orang itu. Namun, ia menggunakan topeng dan pergi begitu saja. Rock pun mengecek alatnya, tapi ia tidak melihat hal yang berubah. Ternyata ada sebuah pemancar yang putus, sayangnya Rock tidak menyadari hal tersebut. Akibatnya hal inilah yang terjadi.. 

Setelah pemerintah membunuh Rock, mereka mencoba menghentikan hujan dengan cara menghancurkan mesinnya. Namun, hujan itu tetap mengguyur kota. 

Penasaran dengan lanjutan cerita ini?

Ikuti terus ya :D 

Nama penulis : Diandra Tahta Wibawa 

Kelas 8 Al Mukhtar 

1 komentar:

Dewi Rieka mengatakan...

Hujan terus, duh kebayang kotanya gimana, bisa banjir semua ya...menanti lanjutan Steve..

Posting Komentar

 

Ruang Cipta Siswa Published @ 2014 by Ipietoon