Senin, 18 Oktober 2021

Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19

Halo Kawan,

Seperti kita ketahui, sudah lebih dari satu tahun Indonesia dan dunia mengalami masa pandemi Covid-19 yang mengakibatkan kita terpaksa bersekolah dan beraktivitas di rumah, untuk mengurangi penularan secara massal.

Pembelajaran di Masa Pandemi
Pembelajaran di Masa Pandemi

Apa itu Covid-19? Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, penyakit ini dapat menimbulkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari seperti flu hingga infeksi paru-paru. Setiap orang memiliki gejala yang berbeda-beda. Gejalanya dapat berupa batuk kering dan sesak napas, tapi juga bisa tanpa gejala.

Data terakhir yang  kubaca di internet, pasien meninggal sudah mencapai 142.889 jiwa di Indonesia dan kasus Covid-19 mencapai 4.233.014 kasus sejak Maret 2020. Masihkah ada yang tidak percaya Covid-19? Ya, masih ada yang tak percaya, menganggap Covid itu hoaks dan tak mau memakai masker di luar rumah. Rasanya sedih sekali. 

Alhamdulillah, vaksin sudah mulai didstribusikan oleh pemerintah Indonesia dan kita bergiliran mendapat vaksin anti Covid-19. Saat ini jumlah orang yang sudah di-vaksin secara tuntas adalah 61.397.055, atau 23% dari populasi penduduk Indonesia. Tapi, hal itu bukan berarti kita sudah bisa bebas untuk beraktivitas di luar rumah tanpa menerapkan protokol kesehatan. Keluar rumah dengan bebas tanpa mengenakan masker dan tanpa menjaga jarak. Ingat teman-teman, situasi masih genting dan Covid19 masih ada di Indonesia!

Pembelajaran di Masa Pandemi
Belajar daring banyak tantangannya (Foto: Pixabay)

Sudah satu setengah tahun kita semua terpaksa belajar dari rumah, kita jadi harus beradaptasi dengan situasi baru. Yang semula biasanya sibuk sekolah, les dan berbagai macam kegiatan di luar rumah, harus diam saja di rumah. Awalnya memang sulit, tapi lama-lama kita bisa terbiasa.

Salah satu kesulitan yang aku alami selama school from home adalah sulitnya menerima pelajaran. Aku terbiasa belajar secara langsung dengan bapak dan ibu guru, kebingungan saat materi disampaikan via WA atau Google Meet. Terutama saat sinyal tidak bersahabat. Pelajaran rasanya susah masuk ke otak. Aku juga kebingungan saat mengerjakan tugas-tugas hingga jadi menumpuk.

Aku lalu mencoba belajar lebih teratur dan disiplin, juga menonton video pembelajaran di Youtube. Aku ikut les pelajaran yang kurang kupahami tentu saja dengan protokol kesehatan yang ketat. Alhamdulillah, akhirnya aku bisa mengikuti PJJ dengan baik.

Sistem pelajaran jarak jauh ini pula membuatku tidak bisa ke sekolah dan bertemu teman-teman. Aku juga tidak punya teman di SMP yang baru, karena belum berkenalan dengan teman-teman baru. Mamaku jadi khawatir aku tidak bisa bergaul.

Mencoba Hal Baru

Selama pandemi, rasanya kesepian di rumah, dan tidak tahu mau melakukan apa. Keseharian di rumah pun itu-itu saja, dan berakhir aku mencoba hal-hal baru. Aku mencoba main badminton di lapangan depan rumah, melukis dengan cat minyak, belajar memasak, dan lain-lain.

Aku juga mengikuti grup chat di WhatsApp bahasa Inggris yang isinya banyak orang dari seluruh penjuru dunia. Kami semua wajib menggunakan bahasa Inggris di grup tersebut. Dengan adanya grup ini, membuat kemampuan bahasa Inggrisku lebih terlatih. Menyenangkan!

Selain itu, aku juga mengikuti beberapa lomba menulis daring seperti lomba blog dengan tema merdeka belajar dari rumah, lomba blog tentang toleransi, lomba blog menceritakan kegiatan selama pandemi, dan masih banyak lagi. Alhamdulillah dari berbagai lomba yang aku ikuti, beberapa aku berhasil menangi. Meski, yang kalah juga banyak. Aku mencari ide untuk menulis dibantu dengan berdiskusi bersama Mamaku, lewat buku, dari internet serta yang lainnya.

Pelajaran Tatap Muka

Setelah PPKM berakhir, dan vaksin sudah didistribusikan serta telah mencapai 23% dari jumlah penduduk Indonesia. Vaksinasi di Kabupaten Semarang sudah rutin diadakan secara gratis di puskesmas. Para murid pun sudah mendapatkan vaksin gratis dari sekolah. Akhirnya, Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang menyetujui kelas tatap muka di Kabupaten Semarang. Senang sekali rasanya!

Pembelajaran di Masa Pandemi
Senangnya sekolah tatap muka

Dengan protokol kesehatan yang ketat, sekolahku mengadakan tatap muka dengan dua kali masuk dalam seminggunya. Satu kelas pun dibagi dua agar tidak berdesak-desakan dalam satu ruangan. Jam belajar di sekolah hanya kurang lebih lima jam.  Saat aku masuk sekolah, aku langsung disambut oleh guru-guru yang memeriksa suhu badan. Juga banyak wastafel di seluruh penjuru sekolah.

Aku sangat senang bisa masuk sekolah lagi, tapi aku belum punya teman. Aku pun sulit berkenalan karena tidak boleh berdekatan dan harus tetap menjaga protokol kesehatan. Banyak anak-anak yang sudah memiliki temannya dan membuat kelompok. Aku jadi sendirian.

Tapi kalau soal belajar, aku merasa jadi lebih mudah mengerti pelajarannya. Guru-guru di sekolahku juga asik, membuatku lebih nyaman saat belajar. Tidak ada lagi kesulitan dalam belajar.

Harapanku, sekolah nantinya bisa cepat kembali seperti dahulu lagi. Aku ingin ada kegiatan-kegiatan seperti ekstrakulikuler atau kegiatan kelas yang harus berkelompok agar bisa lebih kenal dengan teman-temanku. Semoga pandemi Covid19 ini bisa cepat usai, agar kegiatan sekolah seperti outbond, kemah, dan study tour bisa diadakan lagi. Kita juga bisa berkumpul dan belajar tanpa harus menjaga jarak dan khawatir akan tertular virus Corona.

Penulis: Nailah Aieola Nabihah

Kelas 8 Al Hamid

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    

22 komentar:

dewi cendika (ichen) mengatakan...

semangat belajar nayla

Dewi Rieka mengatakan...

Belajar di masa pandemi memang banyak tantangannya ya semoga para siswa makin bersemangat menuntut ilmu dan belajar hal baru ya walaupun dalam keterbatasan

Anonim mengatakan...

Semangat yaa... Nayla...

Dian Onasis mengatakan...

Semoga Nay dan teman-teman semua tetap semangat belajar dan sehat selalu yaaa

oyakonohanashi.wordpress.com mengatakan...

Semangaaat, Nay đŸ’ĒđŸ’Ē💞

Riani mengatakan...

Insya Allah sebentar lagi Nai dapat banyak kenalan baru. 😊

waliezainal mengatakan...

masyaa alloh kereen kakak

Unknown mengatakan...

semangat menuntut ilmu

Ali Muakhir mengatakan...

Amiiin ya Rabbal alamin. Semoga cepet tatap muka ya.

Widya Ross mengatakan...

Semangat, Nay đŸ’Ē

ratihwulans mengatakan...

Semangat belajar Nai

Unknown mengatakan...

Semangat selalu sehat utk menuntut ilmu.

Unknown mengatakan...

Kereeeennn

Hapsari Adiningrum mengatakan...

Sama kayak anak aku, awalnya semangat banget tapi ada juga ngeluh karena nggak punya temen. Kalo ngomong nggak ada yang mau dengerin. Karena ketutup masker ya jadi temen yang lain nggak denger. Tapiii sekarang sudah ceria lagi dan cerita punya bestie hihiii.. Semangat Nai

Faizah Widyasari mengatakan...

Semoga Allah senantiasa memberi kesehatan.. Semangat ..semangat belajar...semangat berkarya dek Nay.

Bunda Dina mengatakan...

Semangat Mbak Nayla. Ayo segera cari teman yang bisa di ajak ngobrol dan berkarya, tenang aja. Pelan-pelan nanti makin ramai kawan, asal kita banyak membuka diri

Veronica W mengatakan...

Senangnya, bisa kembali ke sekolah... Sekolah baru pula. Semangat terus, ya, Nai. Nikmati berproses bersama teman-teman baru. Sukses, yaaa!

aik manuhoro mengatakan...

Keren Kak Nay!!Bu Retno bangga dengan Kak Nay

Nayu mengatakan...

Semangat belajar nayla, sebentar lagi masuk sekolah, pasti banyak temen barunya.

Listiorini Ajeng Purvashti mengatakan...

Senangnya udah bisa ketemu temen secara tatap muka ya kak nai. Semangat belajarnya.. btw, kegiatannya positif dan produktif semua, salut banget

Weny Dyah M. mengatakan...

Semangat sekolah lagi kak Nay! Yang pasti sosialisasi dengan teman bisa tercipta lagi… bukan dgn cara virtual 🤗

hersinta mengatakan...

Malah jadi galfok sama kegiatan saat pandemi. Keren Kak. Semoga nanti bisa segera nggak merasa sendiri di sekolah yaa

Posting Komentar

 

Ruang Cipta Siswa Published @ 2014 by Ipietoon