Rabu, 20 April 2022

Cerbung Aisyah Vino : 21 Hari Terakhir Zoey dan Noel 6

Cerbung Aisyah Vino : 21 Hari Terakhir Zoey dan Noel 6
Cerbung Aisyah Vino : 21 Hari Terakhir Zoey dan Noel 6

Plak! 

Suara tamparan keras di pipi Noel. Ia langsung terjatuh akibat tamparan Ayah, Tanpa mendengarkan teriakan minta ampun, Ayah menghajar Noel. Ia menghajarnya selama 30 menit, sementara yang dihajar telah meringkuk menahan rasa sakit di tubuhnya. 

"Sudah, sana masuk. Kalau saja Ayah melihat kamu pulang diantar temanmu, Ayah akan menghajarmu lebih lama," Ucap Ayah dingin lalu meninggalkan Noel tanpa rasa belas kasihan. 

 Noel langsung masuk ke kamar dengan jalan yang sempoyongan, untung saja ia tidak terjatuh. Sesampainya di kamar, ia mengganti baju dan duduk di pinggir kasur, menatap luka-luka bekas hajaran Ayahnya tadi. Banyak sekali luka di tubuhnya. Entah itu memar, sobek, lecet, dan lain sebagainya. Noel kembali menangis. Ia lelah dengan semuanya, rasanya ia ingin kabur dari zona kekerasan Ayahnya. 

  "Bunda, Noel pengen nyusul Bunda. Aku capek." 

Noel menatap bingkai foto Bundanya di meja samping kasur lalu mengambilnya. Ia menatap lama wajah cantik sosok Bundanya. Kemudian menangis deras sambil memeluk foto itu. 

  "Bunda, kenapa Ayah kejam kepada Noel? Aku capek Bunda, dipukuli setiap hari. Aku pengen menyusul Bunda saja," Ucap Noel dengan air matanya yang terus mengalir di pipi kemerahannya akibat tamparan. 

Tuk tuk tuk. Ayahnya mengetuk pintu. 

  "Noel, cepat keluar." 

 Yang dipanggil langsung mengusap kasar air mata yang ada di pipinya, kemudian berkaca agar tak terlihat kalau dia baru saja menangis. Kemudian, ia segera membuka pintu kamar. 

 "Ayo, ke ruang tamu. Ada yang ingin Ayah bicarakan." Ayah menggandeng tangan Noel. Noel merasa aneh dengan kelakuan Ayahnya, ia berharap Ayah akan meminta maaf kepadanya, kemudian berbaikan, dan akhirnya memulai hari yang baru dengan Ayah. 

 Sesampainya di ruang tamu, dugaan Noel berbeda dengan yang ia harap. Ada seorang wanita yang sedang duduk manis di sofa ruang tamu. Noel dan Ayah duduk. Anehnya, Ayah duduk di samping wanita asing itu. Sementara Noel duduk di sofa tunggal. 

  "Noel, perkenalkan, nama dia Luisa. Dia adalah calon ibu tiri kamu," 

 Ayah tampak menggenggam tangan Luisa. Hati Noel seperti di sayat silet yang sangat tajam. Ia tak menyangka Ayahnya akan menikah dengan wanita lain utnuk menggantikan mendiang Bundanya. Noel langsung berdiri, 

  "AYAH! Kenapa Ayah harus menikah lagi?! Apa Ayah sudah melupakan Bunda?!" Bentak         Noel, tidak terima mendengar omongan Ayahnya tadi. 

  "NOEL! Jaga tutur kata kamu ya. Dulu Bunda kamu mengajarkan apa sih, berani-beraninya   melawan perkataan Ayahnya," Ayahnya membentak balik, menjelek-jelekan mendiang     istrinya.

"Apa-apaan sih! Ayah jahat, Ayah sudah tidak sayang Noel!" Noel teriak tidak karu-karuan. 

"Diam, Noel. Ayah hanya memperkenalkan calon ibu tirimu, tidak butuh restumu." Kata Ayah, sambil merangkul Luisa. Hati Noel semakin tersayat dengan perilaku Ayahnya. Ia pun langsung keluar dari rumah, kabur. Ayah dan Luisa hanya menatap Noel yang sudah kabur entah kemana. 

 Noel berlari, air matanya mengalir deras. Ia tidak menerima apa yang akan terjadi di kehidupan selanjutnya. Noel berlari ke jembatan dan berteriak, "Bunda! Sekarang Ayah jahat! Sebentar lagi dia akan menikah dengan wanita lain, Ayah udah lupain Bunda sekarang!" Noel terisak-isak. 

 Tak lama, hujan deras mulai turun. Sepertinya dunia menyadari Noel sedang tersakiti, dan akhirnya menurunkan hujan yang deras. Noel terjatuh dan menangis lagi. Ia tak kuat lagi dengan apa yang dialaminya. 

 Saat ia menangis sambil memeluk dirinya sendiri, ada seseorang datang dengan payung kuning, memayungi Noel. Menyadari itu, Noel mengangkat kepalanya, siapa yang memayungi dirinya? Ternyata sobatnya, Zoey. 

  "Noel! Kamu ngapain disini? Nanti kamu sakit!" Zoey berteriak karena suara deras dari             hujan, mimik mukanya khawatir akan Noel. 

  "Zoey.. Aku ingin menyusul Bunda." 


Bersambung.. 


Nama penulis : Nur Aisyah Fitriani dan Alvino Khosyi Mahardika

Kelas 8 Al Mukhtar dan kelas 8 Al Hamid 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ruang Cipta Siswa Published @ 2014 by Ipietoon